MilenialPolitik

Rawan Golput, Generasi Milenial dan Z Butuh Pendekatan Khusus

MilenialNews.id – Pemilihan umum 2024 sudah sebentar lagi. Pemilih tahun depan didominasi pemilih muda, milenial dan generasi Z. Mereka dinilai rawan golput, sehingga perlu pendekatan khusus.

Banyak riset menyebut perilaku politik generasi milenial dan gen Z sangat khas. Kelompok ini dikategorikan sebagai digital native yang terintegrasi dengan ekosistem digital.

Gerakan politik kaum milenial dan gen Z dikategorikan tidak tertarik pada politik formal yang penuh caci maki dan kekerasan. Sehingga, jika ingin menarik partisipasi pemilih segmen ini, penyelenggara pemilu mesti menghadirkan iklim yang kondusif dan penuh kedamaian.

“Pemilih muda penuh gairah dengan perilaku politik yang riang gembira,” ujar A Luhur Prianto, analis politik Unismuh Makassar, seperti dilansir dari Fajar, Senin, 18 Desember 2023.

Bagi penyelenggara, kata Luhur, upaya membangun pendekatan dengan pemilih milenial dan gen z tidak cukup melalui media konvensional. Seperti sosialisasi dan pendidikan pemilih secara tertutup.

Sebab, golongan ini terbiasa menggunakan platform terbuka dalam membangun interaksi. Meskipun banyak peserta pemilu dari kaum milenial, itu tak serta merta menarik pemilih muda.

“Kalau perilaku mereka tidak menunjukkan karakter kepemudaan, mereka tidak cukup mampun menjadi magnet elektoral yang menggerek partisipasi politik kaumnya,” ujar Luhur.

Baca juga:  Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang Meriahkan HUT Bhayangkara ke-79 Bersama Komunitas Vespa

Analis politik UINAM Attock Suharto, mengemukakan populasi Gen Z pada pemilu 2024 sebanyak 46 juta jiwa tentu sangat signifikan. Akan tetapi, meskipun banyak dari segi kuantitas tapi belum sepenuhnya melek politik, masih banyak yang apatis terhadap politik.

“Saya melihat kehadiran mereka masih membutuhkan sentuhan-sentuhan khusus dan pendidikan politik agar generasi ini bisa lebih memahami pentingnya sebuah pemilu,” ujar Attock.

Pendidikan Politik

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Selatan masif menggelar pendidikan pemilih. Khususnya bagi kalangan pemilih pemula.

Kali ini, KPU menyasar siswa kelas 2 dan 3 SMA sederajat, yang ada di wilayah Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Secara total, ada 11 sekolah yang terlibat, dengan masing-masing sekolah mengutus 10 sampai 15 peserta.

Hal itu ditegaskan oleh Komisioner KPU Sulsel Divisi Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih, Hasruddin Husain. Kata dia, semua pendidikan politik bagi pemilih pemula dikemas dalam bentuk yang dekat dengan mereka, seperti konser musik dan olahraga.

“Konser ini bagian dari segmentasi sosialisasi pendidikan pemilih pemula. Ini ada 11 sekolah dari Makasaar dan Gowa, dengan harapan mereka paham dan bisa menjadi pemilih cerdas, utamanya dalam proses tahapan ke depan,” ujarnya, Minggu, 17 Desember.

Baca juga:  Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang Meriahkan HUT Bhayangkara ke-79 Bersama Komunitas Vespa

Lebih lanjut mantan Ketua KPU Kota Parepare itu menilai, tantangan terberat bagi pemilih pemula adalah proses tahapan dan tata cara pemilihan. Termasuk memahami sejumlah tahapan selama proses demokrasi berlangsung.

“Tahapan sekarang kan masa kampanye, biasanya tahap ini menjadi masalah terbesar bagi pemilih pemula tentang tata cara memilih. Makanya kami sampaikan informasi lewat konser musik ini,” lanjutnya.

Harapannya, agenda ini bisa menyentuh dan menjadi framing baru bagi KPU Sulsel dalam hal melakukan pendidikan politik dan demokrasi bagi pemilih pemula.

”Ini kelas 2 dan 3 SMA, khusuanya mereka yang sudah terdaftar di DPT,” imbuhnya.

Pria yang akrab disapa Uceng itu juga menilai, Makassar dan Gowa akan dijadikan sebagai pilot project dalam menggaet pemilih pemula. Ditargetkan, pada Januari mendatang semua sekolah di 24 kabupaten/kota bisa terjangkau.

”Makassar dan Gowa ini kita training dulu lah. Kami upayakan di Januari bisa jangkau 24 kabupaten/kota. Jadi konser musik, fun run, itu merupakan upaya framing baru yang kami lakukan untuk menyentuh pemilih pemula, supaya mereka menjadi pemilih yang cerdas,” terangnya.

Pemilih Cerdas

Kata Uceng, sosialisasi dan pendidikan pemilih pemula ini diharapkan bisa menjadi solusi atas kerawanan yang senantiasa membayang-bayangi pemilih pemula. Khususnya dalam hal konsumsi informasi dan politik uang.

Baca juga:  Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang Meriahkan HUT Bhayangkara ke-79 Bersama Komunitas Vespa

”Pemilih pemula ini banyak kerawanan. Mereka digerus isu hoaks sampai politik uang. Jadi yang paling utama itu proses pencerdasan, supaya mereka bisa melakukan tracking terhadap caleg, capres, agar mengetahui jejak mereka. Itu yang menjadi poin,” tegasnya.

Sementara Ketua KPU Sulsel, Hasbullah menegaskan, pada hari pencoblosan nanti semua kegiatan dihentikan. Sehingga, dia berharap semua masyarakat tidak hanya tinggal di rumah, tetapi datang ke TPS untuk menyalurkan hak politiknya.

“Hari H itu semua aktivitas diliburkan. Jangan sampai cuma untuk berkumpul bareng keluarga lalu tidak ke TPS. Jadi kami memanggil mereka untuk datang ke TPS dan bertanggung jawab dengan pilihannya,” harapnya.

Dengan begitu, pada masa kampanye ini diharapkan mereka bisa memilah dan mengenal lebih jauh siapa kandidat jagoannya. Pada akhirnya, mereka bisa bertanggung jawab dengan pilihan masing-masing.

”Hari ini waktunya mereka mencari tahu siapa para calon ini. Jadi mereka harus bertanggung jawab dengan mengenal dulu siapa calon pilihannya, mulai caleg sampai calon presiden dan calon wakil presiden,” tutupnya.

Follow Berita MilenialNews.id di Google News

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button