Warga Kampung Kalipasir Tangerang Arak Perahu Peringati Maulid Nabi
MilenialNews.id – Maulid atau Mauludan merupakan peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang selalu di peringati oleh umat muslim, tak terkecuali di Kampung Kalipasir, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, yang memang secara turun temurun diperingati warga Kalipasir sejak 1939.
Ya, warga kampung Kalipasir memperingati hari lahir Nabi Muhammad dengan mengarak perahu yang sudah dihias berisikan pernak pernik serta makanan berkeliling Kampung dengan ber-shalawat.
Usai mengarak perahu, warga Kampung Kalipasir ber-ziarah kubur ke Nyai Ratu Hj Mutafiah binti KH Asnawi dilanjutkan membacakan Asrokol di Masjid sambil membagikan Besek makanan ke para pengunjung Masjid Jami Kalipasir.
Namun, tahun 2023 ini, Maulid Nabi di Kampung Kalipasir sedikit berbeda lantaran dihadiri langsung oleh Walikota Tangerang saat arakan perahu, Kamis, 28 September 2023.
“Alhamdulillah, di pagi yang berbahagia ini kita sama-sama memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan dengan kita senantiasa bersholawat serta menjalankan yang Allah SWT perintahkan dan Rasulullah ajarkan, masyarakat Kota Tangerang dapat senantiasa diberkahi Allah,” tutur Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah.
“Dengan kita bermuludan dan Ngarak Perahu Maulid yang merupakan tradisi budaya kita sejak 1939, ini merupakan wujud upaya kita dalam melestarikan khazanah budaya sekaligus nilai-nilai kebudayaan Islam di Kota Tangerang. Apalagi ini bekerja sama dengan Masjid Agung Al-Ittihad,” katanya.
Dewan Kemakmuran Masjid Jami Kalipasir Bidang Cagar Budaya Raufi Syarofi mengatakan, rangkaian acara tersebut merupakan tradisi yang turun temurun dari para nenek kakek dan buyut yang sudah dilakukan puluhan tahun lalu.
“Ini adalah sebuah tradisi turun temurun kita yang sudah tercatat dalam dokumentasi sejak tahun 1939,” jelas Raufi.
Dikatakannya, arak-arakan juga sebagian dari syiar Islam untuk disampaikan kepada masyarakat yang berada di wilayah Kota Tangerang. Dan hal itu memang berawal dari bantaran sungai Cisadane, khususnya di Kalipasir, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten.
Terkait dengan sejarah, arak-arakan ini tradisi yang pernah dilakukan oleh Kesultanan Banten pada tahun 1639. Pada saat itu merupakan Sultan Banten Abdul Mufakhir Mahmud Abdulkadir yang mendapatkan gelar Sultan dari Kekhalifaan Turki Usmani.
Dengan diberikannya gelar tersebut, semua kitab-kitab ke-Islaman yang diberikan itu diarak keliling istana hingga wilayah sekitarnya, maka jadilah sebuah tradisi arak-arakan, seperti yang saat ini dilakukan di Kampung Kalipasir salah satunya.
“Arak-arakan perahu di Kalipasir dilakukan oleh semua warga setempat, yang terkait dan bertanggung jawab adalah DKM Jami Kalipasir beserta warga,” ujarnya.
Usai arakan perahu, Raufi menambahkan, dilakukan ziarah kemudian pembacaan Asrokol Nabi diteruskan dengan pembagian ratusan besek makanan yang dibuat langsung oleh warga Kalipasir untuk kemudian dibagikan kepada warga dan warga kurang mampu yang ada di sekitaran dan di luar Kampung Kalipasir.
“Dengan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW ini diharapkan kita terus mengingat Nabi dan ber-shalawat juga banyak melakukan sedekah,” katanya.
Sementara, pembacaan Kitab Maulid dilakukan oleh Bapak-bapak dan anak muda warga Kalipasir yang juga merupakan tradisi warga Kampung Kalipasir dan biasa dilakukan ba’da Dzuhur setiap tahunnya.
Lebih lanjut, Raufi menyebut Kampung Kalipasir merupakan daerah yang menjadi tempat singgah para ulama besar dari berbagai daerah. Makanya, disitulah pembacaan Maulid di Kampung Kalipasir ini memiliki ciri tersendiri yang menggunakan lagam Martapura dicampur lagam Sunda.
Kitab Maulid itu berisi sejarah tentang Nabi Muhammad SAW dari saat dilahirkan dan mulainya awal kehidupan Nabi dari sifatnya, perilakunya, sampai perjalanan syiarnya.
“Semua itulah yang menjadi suri tauladan untuk kita sebagai umatnya,” katanya.
Follow Berita MilenialNews.id di Google News
