Nasional

Memahami Megathrust, Gempa Dahsyat yang Ancam RI

Gempa megathrust yang tengah hangat diperbincangkan, biasanya terjadi di dasar laut, dan di sepanjang zona subduksi ini. Tekanan akibat pergerakan lempeng yang menumpuk selama ratusan tahun, kemudian dapat dilepaskan tiba-tiba dalam bentuk gempa bumi yang dasyat.

MilenialNews.id – Hidup di Indonesia, berarti kita harus siap hidup berdampingan dengan segala bencana, termasuk gempa bumi. Hal ini dikarenakan posisi Indonesia yang terletak pada pertemuan lempeng besar dunia dan beberapa lempeng kecil.

Indonesia tercatat dikelilingi oleh empat lempeng utama, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Laut Filipina, dan Lempeng Pasifik.

Ketika lempeng-lempeng ini saling dorong, tarik, atau geser, terjadilah guncangan yang kita sebut gempa bumi. Fenomena ini juga sering meningkatkan aktivitas vulkanik yang berujung pada letusan gunung berapi.

Baca juga:  PKB Latih Ratusan Personel Pasukan Jihad di Tangsel

Dikutip dari buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017, salah satu sumber gempa yang telah jelas teridentifikasi adalah zona subduksi aktif [tempat di mana satu lempeng tektonik, menunjam ke bawah lempeng lainnya], yang terbesar di bagian barat hingga timur Indonesia.

“Selain itu, sisa energi dari proses tumbukan antarlempeng tersebut akan mengakibatkan adanya sesar di daratan atau lautan di beberapa pulau dan laut Indonesia,” tulis buku tersebut.

Baca juga:  PKB Latih Ratusan Personel Pasukan Jihad di Tangsel

Gempa megathrust yang tengah hangat diperbincangkan, biasanya terjadi di dasar laut, dan di sepanjang zona subduksi ini. Tekanan akibat pergerakan lempeng yang menumpuk selama ratusan tahun, kemudian dapat dilepaskan tiba-tiba dalam bentuk gempa bumi yang dasyat.

Menurut penelitian Atakan [2015] berjudul “On the Origin of Mega-thrust Earthquakes”, gempa bumi besar ini biasanya terjadi di sepanjang zona subduksi, dengan magnitudo [Mw] umumnya 8,5 atau lebih besar.

Baca juga:  PKB Latih Ratusan Personel Pasukan Jihad di Tangsel

Funiciello dan kolega [2020] menyatakan, “Subduksi megathrust menjadi tempat terjadinya gempa bumi terbesar di Bumi.”

Sejumlah negara pernah merasakannya, seperti Chili tahun 1960 [9,5 Mw], Indonesia tahun 2004 [9,2 Mw], Chili tahun 2010 [8,8 Mw], dan Jepang tahun 2011 [9,1 Mw].

“Semuanya memicu tsunami dahsyat dan menimbulkan bahaya besar bagi masyarakat,” jelasnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button